Fungsi manajemen keuangan ada tiga,
pertama mengatur alokasi modal pada aktiva perusahaan, kedua, membuat
keputusan yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan modal, dan ketiga,
keputusan managerial. Dari tiga fungsi tersebut masalah pemenuhan
kebutuhan modal sering menjadi masalah yang pelik bagi perusahaan.
Modal merupakan salah satu faktor
produksi terpenting yang digunakana perusahaan untuk membiayai operasi
perusahaan. Strategi pemenuhan modal perusahaan berhubungan dengan
kebijakan struktur modal. Sumber modal perusahaan berasal dari dua
sumber yaitu dari dalam perrusahaan (internal) dan dari luar perusahaan
(eksternal). Sumber modal internal berasal dari laba (kas), biaya
penyusutan, dan suntikan modal dari pemilik perusahaan. Sedangkan
sumber modal eksternal berasal dari utang dan saham.
Keputusan apakah modal dipenuhi dari
sumber internal atau eksternal merupakan suatu keputusan yang tidak
mudah. Penggunaan sumber eksternal tidak menjadi masalah selama
perusahaan mengalami pertumbuhan, karena perusahaan mempunyai harapan
memperoleh laba dan arus kas yang cukup tinggi untuk menutupi kewajiban
terhadap pemilik modal. Namun tidak demikian dengan perusahaan yang
tidak mengalami pertumbuhan, penggunaan sumber eksternal akan menambah
beban dalam bentuk kewajiban membayar bunga dan turunnya nilai
perusahaan.
Setiap perusahaan akan mengalami lima
tahap siklus kehidupan yaitu tahap pendirian, ekspansi, pertumbuhan
tinggi, kedewasaan, dan penurunan. Pada setiap tahap siklus kehidupan
ini kebutuhan akan besarnya modal akan berbeda. Guna memenuhi kebutuhan
tersebut perusahaan akan menggunakan strategi pendanaan berbeda pula.
Damodaran (2001) dalam teori analisis siklus kehidupan pendanaan (life cycle analysis of financing) menggambarkan kerangka strategi pendanaan yang dipilih perusahaan dihubungankan dengan tahap siklus hidup perusahaan.
Tahapan siklus hidup perusahaan yang
dikemukakan oleh Damodaran ini tidak berbeda dengan siklus hidup produk
dalam pemasaran yang terkenal itu. Pada teori siklus hidup produk
Kotler (1985:492) berpendapat bahwa bila produk mempunyai siklus hidup
berarti ada empat hal yang harus diperhatikan. Pertama, setiap produk
mempunyai batas umur, kedua, penjualan produk melewati tahap-tahap yang
jelas dan setiap tahap memberi tantangan berbeda, ketiga, keuntungan
yang diperoleh akan meningkat dan menurun pada tahap berbeda, dan
terakhir perusahaan dituntut menetapkan strategi yang berbeda dalam hal
pemasaran, keuangan, produksi, personalia maupun pembelian pada setiap
tahap siklus hidup produk. Dari keempat hal tersebut salah satu yang
terpenting adalah menetapkan strategi keuangan.
Damodaran (2001:512) berpendapat
kebutuhan sumber dana yang berasal dari internal maupun eksternal pada
setiap tahap siklus hidup perusahaan sangat ditentukan oleh kemampuan
perusahaan memperoleh aliran kas dan tingkat preferensi risiko. Secara
umum pada tahap pendirian, sumber dana perusahaan banyak berasal dari
pendiri perusahaan (sumber dana internal) dan utang bank. Pada tahap
ekspansi, peningkatan kebutuhan dana dipenuhi dari modal ventura. Pada
tahap pertumbuhan tinggi, perusahaan menjadi perusahaan publik (sumber
dana eksternal). Pada tahap kedewasaan, kebutuhan dana eksternal mulai
menurun karena sumber dana internal yang relatif cukup. Pada tahap
terakhir, tahap penurunan, kebutuhan akan dana eksternal dan internal
menurun drastis.
Studi tentang struktur modal perusahaan
telah banyak dilakukan, diantaranya teori struktur modal tradisional,
teori Modigliani dan Miller (1958), Static Trade-Off yang dikemukan oleh Miller (1977) dan teori Pecking Order Hypothesis oleh Myers dan Majluf (1984). Penggunaan alternatif sumber dana perusahaan dengan teori Static Trade-Off didasarkan pada cost dan benefit-nya
antara biaya modal dan keuntungan penggunaan utang yaitu, biaya
kebangkrutan dan keuntungan pajak. Penentuan struktur modal perusahaan
dengan Pecking Order Hypothesis didasarkan pada keputusan pendanaan secara hierarki
Myers dan Majluf (1984:148) mengemukakan
bahwa manajer yang mengetahui jika nilai perusahaan mereka tinggi maka
akan menerbitkan saham tetapi jika nilai perusahaan rendah maka akan
menggunakan kas yang berasal dari laba atau dengan kata lain perusahaan
mengutamakan sumber dana internal yang berasal dari kas, dan apabila
sumber dana internal tidak mencukupi maka perusahaan akan menerbitkan
sekuritas yang paling aman yaitu obligasi, kemudian sekuritas yang
berkarateristik opsi, apabila belum mencukupi baru menerbitkan saham.
Damodaran (2001:512) yang diterjemahkan
bebas oleh Gumanti (2001:16) membagi lima tahap siklus hidup produk yang
dihubungkan dengan keputusan pendanaan. Lima tahap tersebut adalah
1. Tahap Pendirian (start up)
Tahap ini adalah tahap permulaan bagi
setiap perusahaan baru. Segala sesuatu yang mendukung operasi
perusahaan bersifat baru, misalnya tenaga kerja, tempat, dan fasilitas
lainnya. Biasanya perusahaan yang baru didirikan berbentuk perusahaan
perorangan dimana kebutuhan modalnya dipenuhi oleh pemilik (pendiri)
ditambah dana pinjaman dari bank. Sifat dari perusahaan yang baru
berdiri adalah keengganan mereka untuk mengandalkan pinjaman dana dari
pihak luar karena kemampuan infrastuktur masih belum memungkinkan.
2. Tahap Ekpansi
Pada tahap ini perusahaan sudah memiliki
pelanggan dan cukup mampu memposisikan keberadaannya di pasar.
Manajemen termotivasi untuk melakukan pengembangan, untuk itu dibutuhkan
dana yang tidak sedikit. Pada tahap ini kebutuhan dana eksternal
sangat tinggi karena aliran kas masuk relatif kecil. Pilihan awal
biasanya berasal dari dana privat atau perorangan (private equity) dan modal venture (venture capital). Tidak jarang perusahaan akan mengambil keputusan untuk menjadi perusahaan publik (go public).
3. Tahap Pertumbuhan (high growth)
Begitu memasuki masa transisi untuk
menjadi perusahaan publik, pilihan sumber pendanaan menjadi semakin
terbuka. Pada tahap ini, kebutuhan dana eksternal bersifat moderat
relatif terhadap nilai perusahaan. Kecenderungan perilaku aliran kas
pada tahap ini masih tidak jauh berbeda dengan tahap kedua dimana laba
yang diperoleh masih belum seimbang dibandingkan dengan pendapatan usaha
(penjualan dan aliran kas yang masuk juga belum banyak sementara
kebutuhan investasi relatif tinggi. Biasanya perusahaan yang sudah
menjadi perusahaan publik dan berada ada tahap pertumbuhan akan mencari
alternatif pendanaan lain selain menambah saham yang ditawarkan ke
upblik melalui mekanisme right issue atau opsi ekuitas (equity options).
Bila perusahaan memilih untuk menggunakan sumber dana utang, ada
kecenderungan untuk memilih bentuk utang yang dapat dikonversi (convertible debt).
4. Tahap Kedewasaan (mature)
Perusahaan yang memasuki tahap ini mempunyai dua ciri yaitu:
a. Peningkatan laba dan aliran kas yang cepat sebagai cermin dari keberhasilan investasi masa lalu.
b. Kebutuhan dana untuk investasi ada
produk dan proyek baru akan mulai menurun. Tingkat pertumbuhan
perusahaan akan mulai mendatar,
Pada tahap ini kebutuhan dana eksternal
mulai menurun dan sebagai gantinya, karena perusahaan telah mampu
mencukui kebutuhan dana dari dalam, dana internal akan lebih menarik
untuk dijadikan alternatif pendanaan. Jenis kebutuhan dana dari luar
mulai berubah. Perusahaan akan lebih menyukai dana utang, khususnya
dari bank atau dengan menerbitkan obligasi.
5. Penurunan (decline)
Pada tahap ini ciri utama yang ditemui
adalah penurunan yang stabil terhadap pendapatan dan laba sebagai
konsekuensi dari kedewasaan perusahaan dan masuknya pesaing-pesaing
baru. Walaupun investasi yang ada masih mampu menghasilkan aliran kas,
tetapi jumlahnya relatif tidak banyak. Disamping itu, kebutuhan
perusahaan untuk investasi baru mulai menurun. Pada tahap ini kebutuhan
dana eksternal menurun drastis karena proyek-proyek atau investasi baru
juga menurun dan jumlah dana internal yang tersedia diperusahaan sangat
besar. Perusahan berpikir bahwa penjualan saham atau obligasi sudah
bukan alternatif yang menarik lagi bahkan dengan kelebihan dana internal
perusahaan mulai berpikir untuk melunasi semua kewajibannya atau
membeli balik sahamnya. Pada tahap ini dapat dikatakan bahwa perusahaan
secara bertahap mengalami apa yang disebut sebagai melikuidasi diri
sendiri.
Tabel 1
Analisis Siklus Kehidupan Pendanaan
Kebutuhan Dana Luar | Tinggi, tetapidibatasi oleh infrastuktur | Tinggi, relatif terhadap nilai perusahaan | Moderat, relatif terhadap nilai perusahaan | Menurun, sebanding prosentase nilai perusahaan | Rendah, karena proyek menyusut |
Pendanaan Internal | Negatif atau rendah | Negatif atau rendah | Rendah, relatif terhadap kebutuhan pendanaan | Tinggi, relatif terhadap kebutuhan pendanaan | Lebih dari kebutuhan pendanaan |
Pendanaan Eksternal | Modal pemilik, utang bank | Modal ventura, saham biasa | Saham biasa, warran, convertibles | Utang | Bayar utang, beli kembali saham |
Tahap Pertumbuhan | Tahap 1 Pendirian | Tahap 2 Ekspansi | Tahap 3 Pertumbuhan | Kedewasaan | Penurunan |
Pendanaan ekuitas Saham Perdana Saham Musiman Obligasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar